Lompat ke isi utama

Berita

Perkuat Pengawasan Partisipatif, Bawaslu Hadiri Peringatan Harlah Gus Dur di GKJW Jemaat Wates

New Normal, Memperingati hari kelahiran KH. Abdurrahman Wahid ( Gus  Dur) / Presiden Indonesia ke IV tahun ini ( Sabtu, 12/09/2020) diselenggarakan pengurus Gus Durian Mojokerto dalam kemasan sederhana melalui Forum Diskusi yang disiarkan langsung di Fans Page facebook Gusdurian Mojokerto bertempat di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) jemaat Kelurahan Wates Kecamatan Magersari Kota Mojokerto.

Dalam forum diskusi tersebut terlihat dua pembicara yakni, Pdt. Widi Nugroho dan Ahmad Saifulloh ( Ketua PC GP Anshor Kota Mojokerto), yang di pandu oleh moderator dari pihak pengurus gusdurian. Peserta yang hadir di gereja tidak lebih dari sepuluh orang yang sebagian besar merupakan simpatisan, kebanyakan jamaah menyimak melalui siaran langsung.

Dalam diskusi nampak Pdt. Widi menyampaikan banyak hal berkaitan dengan Alm. Gus Dur, salah satu yang paling ia kenang yakni perjuangan Alm. Gus Dur dalam memperjuangkan Hak Masayarakat Minoritas.

 “Patut kita kenang dan teladani, Alm. Gus Dur  bukan hanya sebagai pejuang Hak Masyarakat Minoritas, namun lebih luas Gus Dur menurut Pandangan saya adalah Pejuang Kemanusian, wujud ketauhidan beliau dalam keimanan terhadap Tuhan-Nya” Ungkap Widi.

Selain itu, Ahmad Saifulloh yang Akrap disapa Gus Ipung menyampaikan bahwa sebenarnya mayoritas dan minoritas merupakan persoalan sudut pandang yang berada dalam etika sosial masyarakat.

Saifulloh juga mengungkapkan beberapa perjuangan nyata Alm. Gus Dur yang berkenaan dengan hak minoritas pemeluk agama non muslim.

”Dimana  mayoritas masyarakat Indonesia beragama islam. namun bagi pemeluk agama selain islam, termasuk umat kristiani harus dijamin Hak nya sebagai warga Negara serta sama-sama dihormati” ucap Saifulloh.

“Diantara sumbangsih nyata secara legal Formal Alm. Gus Dur saat menjadi Presiden, ajaran konghucu diakui sebagai Agama” lanjutnya.

 “Dimana sama sama kita ketahui keyakinan warga TiongHoa setelah puluhan tahun Indonesia Mendeka agamanya tidak diakui di Indonesia” Pungkas Saifulloh.

Sementara itu Ulil Abshor ( Ketua Bawaslu Kota Mojokerto) yang juga hadir dalam diskusi. mengapresiasi acara yang digagas Gus Durian Mojokerto dengan berharap sinergitas antar lembaga terus berjalan.

“Mereka ini (Gusdurian, PC GP Anshor, Tokoh Agama) ada kesamaan Visi dengan Bawaslu yaitu membangun Nilai Kesadaran berbasis Partisipatif di Masyarakat, Apalagi saat ini masyarakat dihapdapkan ujian Berat Pademi Covid 19, tentu harus dihadapi bersama” Ungkapnya.   

Perlu diketahui dalam Tahapan Pemilu 2019 dan Pasca Pemilu, Bawaslu membuat kerjamasama (MoU) Program Pengawasan Partisipatif dengan 20 lembaga, baik ormas maupun OKP di Kota Mojokerto, diantaranya adalah MoU dengan PC GP ASHOR Kota Mojokerto, Gus Durian dan Tokoh Agama. (Abs/Humas)

Tag
Berita